STRATEGI MENGATASI DAMPAK DIGISEKSUAL TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA MUSLIM DI ERA SOCIETY 5.0 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH
DOI:
https://doi.org/10.51878/cendekia.v5i3.6249Keywords:
Digiseksual, Keharmonisan Keluarga, Maqashid SyariahAbstract
Digisexuality defined as a sexual inclination reliant on technologies such as artificialintelligence (AI), virtual reality (VR), and sex robots, has become a significant challenge to the integrity of Muslim households in the era of Society 5.0. This phenomenon disruptsmarital relationships on psychological, spiritual, social, and moral levels. This study aims to examine the impact of digisexuality on family harmony and to formulate counter-strategies based on the perspective of Maqasid Sharia. Using a qualitative approach and library research method, the study draws upon primary and secondary sources including Islamic jurisprudence, tafsir, academic journals, and relevant digital data. The findings reveal that digisexuality negatively affects five core objectives of Maqasid Sharia: religion, intellect, honor, lineage, and wealth. In response, five integrative strategies are proposed: (1) Islamic sexual ethics ; (2) Islamic sexual education based on digital media; (3) managing media communication and digital financial technology; (4) increasing quality time through digital literacy within the household; and (5) revitalizing religious education in the domestic sphere. These strategies are curative, preventive, and transformative in strengthening the moral and spiritual resilience of Muslim families amid the growing wave of digitalization.
ABSTRAK
Digiseksualitas yaitu kecenderungan seksual yang bergantung pada teknologi seperti AI,VR, dan robot seks, telah menjadi tantangan nyata dalam menjaga keutuhan keluarga muslim di era Society 5.0. Fenomena ini mengganggu relasi suami istri secara psikologis, spiritual, sosial, dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak digiseksualitas terhadap keharmonisan keluarga serta merumuskan strategi penanggulangannya berdasarkan perspektif Maqashid Syariah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, memanfaatkan sumber-sumber primer dan sekunder seperti buku fikih, tafsir, jurnal ilmiah, dan data digital relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa digiseksualitas berdampak pada lima aspek utama maqashid syariah: agama, akal, kehormatan, keturunan, dan harta. Sebagai respons, dirumuskan lima strategi integratif: (1) Etika seksualitas dalam islam ; (2) Edukasi seksual islam berbasis media digital (3) Mengelola Media Komunikasi dan Teknologi Finansial Digital (4) Peningkatan quality time dengan literasi digital dalam keluarga (5) Revitalisasi pendidikan agama dalam lini keluarga. Kelima strategi tersebut bersifat kuratif, preventif, dan transformatif dalam membangun ketahanan nilai dan spiritualitas keluarga muslim di tengah arus digitalisasi yang terus berkembang.
Downloads
References
Aldiansyah, F. (2024, 11 Juni). Hati-hati! Inilah 8 bahaya yang mengancam keamanan aplikasi mobile. Netmarks Indonesia. https://www.netmarks.co.id/post/hati-hati-inilah-8-bahaya-yang-mengancam-keamanan-aplikasi-mobile
Al-Fasi, M. A. (1993). Maq??id al-Shar??ah wa Mak?rimuh? (p. 287). https://down.ketabpedia.com/files/bkb/bkb-fi06284-ketabpedia.com.pdf
Al-Yubi, M. S. (1998). Maqashid al-Syariah al-Islamiyah wa ’Aqalatuha bi al-Adillah al-Syar’iyyah (p. 66). Dar al-Hijrah.
Asar, A. K., & Abdullah, A. (2022, November). Role of Religious Elements in Digital Well-Being for Muslims. Dalam International Conference on Entrepreneurship, Business and Technology (hlm. 95–102). Singapore: Springer Nature Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-99-2337-3_9
Asih, W. N. (2020). Perilaku digiseksual dalam Al-Qur’an. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 5(1), 106–121. https://doi.org/10.24090/maghza.v5i1.3936
Asyur, I. (1973). Maqâshidasy-Syarî‘ah al-Islamiyah. Dar An-Nafais.
Fauzan, M. (2022). Tafsir kontekstual tujuan pernikahan dalam Surat Ar-Rum:21. Nizham: Jurnal Studi Hukum Islam, 10(1), 11–14. https://doi.org/10.32332/nizham.v10i1.4469
Fukuyama, M. (2018, Agustus). Society 5.0: Aiming for a new human-centered society. Japan Spotlight, 47–50. http://www8.cao.go.jp/cstp/
Hermawan, A., & Sumarwan, U. (2022). Praktek prostitusi online menggunakan aplikasi “Say Hi” dalam menarik pelanggan di wilayah Tebet Jakarta Selatan. JOM FISIP Budi Luhur, 113–129. https://jom.fisip.budiluhur.ac.id/index.php/anomie/article/download/323/168
Jamil, A. L. N., Anas, N., Aziz, N. H., & Ahmat, A. C. (2022). The concept of digital addiction on Muslim community in Malaysia. International Journal of Academic Research in Business & Social Sciences, 12(4). https://doi.org/10.6007/ijarbss/v12-i4/13147
Jayanti, H. D. (2025, 19 Mei). Kemen PPPA minta penindakan tegas terhadap grup Facebook fantasi sedarah. Hukumonline.com. https://www.hukumonline.com/berita/a/kemen-pppa-minta-penindakan-tegas-terhadap-grup-facebook-fantasi-sedarah-lt682ae36c463ff/
Karimullah, S. S. (2023). Sexual deviations in the LGBT community on Islamic law perspective and its impact on the existence of Muslim families. Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman, 9(1). https://doi.org/10.24952/tazkir.v9i1.6910
Kementerian Agama RI. (2025, 1 Juni). Tafsir Ringkas Kementerian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 7. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/5899-surat-al-muminun-ayat-7.html
Kepolisian Daerah Jawa Barat. (2025, 5 Juni). Polres Cianjur tangkap ayah kandung yang perkosa anaknya hingga belasan kali. Tribratanews Jabar. https://tribratanews.jabar.polri.go.id/polres-cianjur-tangkap-ayah-kandung-yang-perkosa-anaknya-hingga-belasan-kali/
Khoeron, M. (2025). Ramai soal grup fantasi sedarah di Facebook, Kemenag: Dilarang mutlak. Kemenag.go.id. https://kemenag.go.id/nasional/ramai-soal-grup-fantasi-sedarah-di-facebook-kemenag-dilarang-mutlak-tlRb6
Maharani, R. F., & Widodo, M. D. (2023). Aplikasi Playstore sex education Islamic untuk pencegahan pelecehan seksual anak. Griyawidya, 3(1), 39–48. https://journal.nurscienceinstitute.id/index.php/griyawidya/article/view/1314
Maryandi, Y. (2018). Pornografi dan pornoaksi (perspektif sejarah dan hukum Islam). Tahkim: Jurnal Peradaban dan Hukum Islam, 1(1), 21–40. https://doi.org/10.29313/tahkim.v1i1.3414
McArthur, N., & Twist, M. L. (2017). The rise of digisexuality: Therapeutic challenges and possibilities. Sexual and Relationship Therapy, 32(3-4), 334-344. https://doi.org/10.1080/14681994.2017.1397950
Minarcik, J., Wetterneck, C. T., & Short, M. B. (2016). The effects of sexually explicit material use on romantic relationship dynamics. Journal of Behavioral Addictions, 5(4), 700–707. https://doi.org/10.1556/2006.5.2016.078
Nur, M., Nurhasanah, A., Ihsan, M. N., & Hadits, P. I. (2024). AL-MAJAALIS: Jurnal Dirasat Islamiyah, 11(2), 271–291.
Nurbaiti. (2020). Digiseksual dan penanggulangannya berbasis Al-Qur’an. El-Umdah. https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/el-umdah/issue/view/23
Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Pemerintah Republik Indonesia. https://peraturan.bpk.go.id/Details/39740
Pemerintah Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pemerintah Republik Indonesia. https://peraturan.bpk.go.id/Details/37582/uu-no-19-tahun-2016
Pemerintah Republik Indonesia. (2020). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pemerintah Republik Indonesia .https://peraturan.bpk.go.id/Details/44473/uu-no-23-tahun-2002
Prasetyo, D. (2025, 17 Januari). Main dating apps meski sudah menikah, apakah wajar? Popmama. https://www.popmama.com/life/relationship/main-dating-apps-walau-sudah-menikah-apakah-wajar-00-1xg6q-36rp5m
Putri, R. A., & Hernowo, A. A. (2024). Pengaruh konten pornografi terhadap kesehatan otak dan mental dalam perspektif Islam. Ihsanika: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(4), 90–100. https://doi.org/10.59841/ihsanika.v2i4.1887
Rahmadi. (2011). Pengantar metodologi penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.
Ramadhan, A. R. (2024). The dynamics of Islamic family law in the face of technological advancements and social changes in the era of Society 5.0. KnE Social Sciences, 9(2), 266–281. https://doi.org/10.18502/kss.v9i2.14986
Razali, M., Mohd, N., Hadigunawan, N., & Saidon, R. (2020). Maqasid Shariah ?if? al-m?l in e-wallet application. Islamiyyat, 43(1), 113–120. https://doi.org/10.17576/islamiyyat-2021-4301-10
Sari, C. T. (2023). Menghadapi era Society 5.0 dengan keluarga sakinah: Telaah Surah Ar-Rum:21. Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman, 9(2), 141–160. https://doi.org/10.61136/whh80x77
Sirait, L. S., & Ananda, F. (2023). Penggunaan media sosial terhadap keharmonisan keluarga menurut teori Saddu Dzariah. RAIS, 7(3). https://doi.org/10.37274/rais.v7i3.883
Sugiyono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharto. (2022). Etika seksualitas dalam Islam (Tinjauan buku Seteguk Cinta Kamasutra Arab karya Karim Asy-Syadzali). PTIQ Repository. https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/638/1/2022















